Selasa, 12 Juni 2012

Makalah Prinsip dan Teknik komunikasi pada setiap tahap Asuhan Keperawatan dalam pemenuhan Nutrisi (Komkep)


BAB I
PENDAHULUAN
\

A.    Latar Belakang.
Komunikasi merupakan suatu dasar dan kunci seseorang dalam menjalankan tugasnya, komunikasi merupakan suatu proses dalam perawatan untuk menjalankan dan menciptakan hubungan dengan pasien, komunikasi tampaknya sederhana tetapi untuk menjadikan suatu komunikasi berguna dan efektif membutuhkan usaha dan keterampilan serta kemampuan dalam bidang itu  (Arifin,  2002).
Tidak ada persoalan sosial manusia dihadapkan dengan masalah sosial yang penyelesaiannya menyangkut komunikasi yang lebih baik, Setiap hari  semua orang melakukan proses komunikasi. Sering kali akibat komunikasi yang tidak tepat terjadi perbedaan pandangan atau salah paham. Oleh karena itu setiap orang perlu memahami konsep dan proses komunikasi untuk meningkatkan hubungan antar manusia dan mencegah kesalah pahaman yang mungkin terjadi, hubungan komunikasi terapeutik antara perawat atau bidan dengan pasien adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik (Utami P, 1998).
 Dasawarsa terakhir masalah komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien telah mendapatkan sorotan luas karena adanya beberapa laporan riset yang di kumpulkan Faulkner (1984), laporan tersebut mengungkapkan bahwa banyak pasien yang merasa tidak pernah menerima cukup informasi  (Nancy, 1988).
  Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktifitas dan bagian yang selalu ada dalam proses manajemen keperawatan atau kebidanan. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan untuk berkomunikasi, 16% untuk membaca dan 9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kiat sukses bagi seorang bidan karena terlalu banyak waktu yang digunakan untuk komunikasi, mendengar, berbicara jadi jelas bahwa bidan harus mempunyai keterampilan interpersonal yang  baik, karena praktek kebidanan berorientasi pada hubungan interpersonal dalam mencapai suatu tujuan organisasi, maka untuk menciptakan komitmen dan rasa kebersamaan perlu ditunjang keterampilan dalam berkomunikasi (Nursalam, 2002). 
Dalam profesi keperawatan, komunikasi sangat penting antara perawat dengan perawat, dan perawat dengan klien, khususnya komunikasi antar perawat dengan klien dimana dalam komunikasi itu perawat dapat menemukan beberapa solusi dari permasalahan yang sedang dialami klien, dan komunikasi ini dinamakan dengan komunikasi terapeutik. Akan tetapi dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik ini ada fase-fase, tehnik-tehnik, dan faktor-faktor, serta proses komunikasi terapeutik tersebut dalam perawatan sehingga pelayanan/asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik serta memberikan tingkat kepuasan pada klien.

B. Rumusan Masalah
1. apa saja prinsip dan teknik keperawatan pada setiap asuhan keperawatan?  
2. Bagaimana asuhan keperawatan dalam pemenuhan nutrisi?

   C . Tujuan
a.       Tujuan umum  : agar mahasiswa mengetahui prinsip dan teknik komunikasi yang
  benar.
b.      Tujuan khusus : agar mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip dan teknik
   komunikasi pada setiap tahap asuhan keperawatan dalam pemenuhan
   nutrisi.















BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip dan Teknik Komunikasi pada setiap tahap asuhan keperawatan

1)  Pengkajian (Purwanto, Heri, 1994)
  • Menentukan kemampuan seseorang dalam proses informasi.
  • Mengevaluasi data tentang status mental pasien untuk menentukan batas intervensi.
  • Mengevaluasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi secara verbal.
  • Mengobservasi apa yang terjadi pada pasien tersebut saat ini.
  • Mengidentifikasi tingkat perkembangan pasien sehingga interaksi yang diharapkan bisa realistik.
  • Menentukan apakah pasien memperlihatkan sikap verbal dan nonverbal yang sesuai.
  • Mengkaji tingkat kecemasan pasien sehingga dapat mengantisifasi intervensi yang dibutuhkan.

2.  Diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 1999)
  • Analisa tertulis dari penemuan pengkajian.
  • Sesi perencanaan tim kesehatan.
  • Diskusi dengan klien dan keluarga untuk menentukan metoda implementasi.
  • Membuat rujukan.

3.  Rencana tujuan (Purwanto, Heri,1994)
  • Rencana asuhan tertulis (Potter & Perry, 1999).
  • Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
  • Membantu pasien agar dapat menerima pengalaman yang pernah dirasakan.
  • Meningkatkan harga diri pasien.
  • Memberikan support karena adanya perubahan lingkungan.
  • Perawat dan pasien sepakat untuk berkomunikasi secara lebih terbuka.

4.  Implementasi (Purwanto, Heri, 1994)
  • Memperkenalkan diri kepada pasien.
  • Memulai interaksi dangan pasien.
  • Membantu pasien untuk dapat menggambarkan pengalaman pribadinya.
  • Menganjurkan kepada pasien untuk dapat mengungkapkan perasaan kebutuhannya.
  • Menggunakan komunikasi untuk meningkatkan harga diri pasien.

5. Evaluasi (Purwanto, Heri, 1994)
  • Pasien dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkaji dan memenuhi kebutuhan sendiri.
  • Komunikasi menjadi lebih jelas, lebih terbuka dan berfokus pada masalah.
  • Membantu menciptakan lingkungan yang dapat mengurangi tingkat kecemasan.

B. Definisi Nutrisi     
            Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan dipergunakan dalam aktivitas tubuh.

C. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan           
            Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurngnya informasi sehinga dapat terjadi kesaalahan dalam memenuhi kebutuhan gizi.    

2. Prasangka   
            Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

3. Kebiasaan   
            Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang baik.      

4. Kesukaan   
            Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan nilai yang diharapkan.  

5. Status Ekonomi      
            Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perokonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

D. Masalah Kebutuhan Nutrisi      

1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk proses metabolisme.   

Tanda Klinis:  
• Berat badan 10-20% di bawah normal.       
• Tinggi badan dibawah ideal.           
• Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.          
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.       
• Adanya penurunan albumin serum. 
• Adanya penurunan transfersin.       

Kemungkinan penyebab:       
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi      atau kanker.    
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan.          
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa. 
• Nafsu makan menurun.       

2. Kelebihan Nutrisi   
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda Klinis:  
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal.      
• Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).         
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.  
• Adanya jumlah asupan yang berlebihan.     
• Aktivitas menurun atau monoton.   

Kemungkinan Penyebab:       
• Perubahan pola makan         
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman        




3. Malnutrisi   
            Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya dengan adanya berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain.

4. Obesitas     
            Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan uyang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.     

5. Diabetes Militus     
            Diabetes Militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.         

6. Hipertensi   
            Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya asupan kalsium, natrium yang berlebihan.      

7. Penyakit Jantung Koroner 
            Penyakit Jantung Koroner merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang sering disebabakan oleh peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat.          




F. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan dan diet
1. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
2. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
3. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

b. Faktor yang mempengaruhi diet
1. Status kesadaran
2. Kultur dan kepercayaan
3. Status sosial ekonomi
4. Faktor psikologis
5. informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet

c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan fisik : lesu
2. Berat badan : Obesitas, kueus
3. Otot : Lemah, tonus kurang, tidak mampu bekerja
4. Pengukuran tinggi dan berat badan klien diperoleh ketika masuk RS/ lingkungan pelayanan kesehatan apapun
5. Pengukuran BB pada waktu yang sama setiap hari pada skala yang sama dan dengan pakaian yang sama
Pria : 12,5 -. 16,5 cm







2. Diagnosa Keperawatan

    a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
            • Kemungkinan berhubungan dengan :
            1. Mual/muntah
            2. Gangguan intake makanan
            3. gangguan menelan
            4. efek dari pengobatan

            • Kemungkinan data yang ditemukan :
            1. Berat badan menurun
            2. Kelemahan
            3. kesulitan makan
            4. nafsu makan berkurang
            5. hipotensi
            6. ketidakseimbangan elektrolit
            7. kulit kering

            • Kondisi kilnis yang mungkin terjadi
            1. AIDS
            2. Pembedahan
 
    b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
            • Kemungkinan berhubungan dengan :
            1. Kelebihan intake
            2. Gaya hidup
            3. Perubahan kultur


            • Kondisi klinis kemungkinan terjadi
            1. Obesitas
            2. Hipotiroidisme
            3. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid

            • Tujuan yang diharapkan :
            1. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
            2. Pernencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
            3. tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan


c.  Implementasi
    1. apabila kekurangan maka dapat dilakukan pemenuhan asupan gizi
   2. apabila kelebihan dapat dengan melakukan diet.

d.  Evaluasi
1.meninjau ulang adanya peningkatan BB
2. rencana makan yang diprogramkan dimana asupan kalori cukup untuk menurunkan berat badan tercapai.











BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
  Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktifitas dan bagian yang selalu ada dalam proses manajemen keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan untuk berkomunikasi, 16% untuk membaca dan 9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kiat sukses bagi seorang bidan karena terlalu banyak waktu yang digunakan untuk komunikasi, mendengar, berbicara jadi jelas bahwa bidan harus mempunyai keterampilan interpersonal yang  baik, karena praktek kebidanan berorientasi pada hubungan interpersonal dalam mencapai suatu tujuan organisasi, maka untuk menciptakan komitmen dan rasa kebersamaan perlu ditunjang keterampilan dalam berkomunikasi (Nursalam, 2002). 

B. Saran
            Dalam melakukan prinsip dan teknik komunikasi selain menggunakan tahap-tahap dalam tindakan askep, perawat juga harus menerapkan etika atau kode etik keperawatan agar klien nyaman.












DAFTAR PUSTAKA

Tamsuri,Anas.(2006).”komunikasi dalam keperawatan”.Erlangga : jakarta
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar