BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Daya atau kekuatan yang ada dalam
diri manusia, yang mendorong atau menggerakan untuk bertingkah laku tertentu
yang diarahkan pada suatu tujuan. Daya tersebut memiliki intentitas yang sesuai
dengan yang ingin dicapai, jika sudah terarah pada tujuan, maka tingkah laku
itu tetap dipertahankan secara gigih agar tujuan dapat tercapai.
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang cara-cara memotivasi seseorang
(pasien).
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian motivasi
b. Mengetahui jenis-jenis
motivator
c. Memahami tentang motivasi
dalam keperawatan
d.
1.3
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini
disusun sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Penulisan
I.3 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
2.2 Jenis Motivator
2.3 Motivasi dalam Keperawatan
2.4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Motivasi
Secara umum,
motivasi artinya mendorong untuk
berbuat atau bereaksi.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham
Maslow, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang
dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi
dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai
apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Menurut Nancy Stevenson
(2001), “Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat
seseorang melakukan sesuatu sebagai respons.”
Menurut Sarwono, S.W. (2000), “Motivasi menunjuk
pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau
akhir daripada gerakan atau perbuatan.
Kata “motivasi” menyatakan tingkah laku yang
dengan giat diarahkan untuk mencapai tujuan.
“Motivasi” berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti to move. Istilah ini biasanya digunakan
untuk menunjukkan suatu pengertian yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu :
1)
Energizing, yaitu
pemberi daya pada tingkah laku manusia.
2)
Directing, yaitu pemberi
arah pada tingkah laku manusia.
3)
Sustaining, yaitu
bagaimana tingkah laku itu dipertahankan.
2.2.
Jenis Motivator
Manusia sifatnya unik sehingga untuk memotivasi satu
dengan yang lain tidak harus sama. Melalui pemahaman tentang hierarki kebutuhan
Maslow, kita dapat mengetahui jenis-jenis motivator. Individu memiliki hierarki
kebutuhan yang menentukan tindakannya. Sekali kebutuhan paling dasar dipuaskan,
individu akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan berikutnya.
Menurut Abraham C.
dan Shanley F.(1997), jenis motivator secara umum adalah uang,
penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang
menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan,
penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima
kasih, dan keyakinan dalam bekerja.
2.3.
Proses Motivasi
Pada umumnya tingkah laku diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka
memenuhi kebutuhan individu. Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku,
dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs),
dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Menurut Luthans (1973),
penjelasan dari ketiga elemen tersebut yaitu:
a.
Kebutuhan (needs)
Kebutuhan merupakan sesuatu karena adanya kekurangan.
Dalam pengertian kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang
bersifat fisiologis maupun psikologis.
b.
Dorongan (drives)
Suatu dorongan dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai suatu kekurangan disertai pengerahan. Dorongan berorientasi pada
tindakan untuk mencapai tujuan.
c.
Tujuan (goals)
Tujuan adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu
kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi, pencapaian suatu tujuan,
cenderung akan memulihkan keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.
Berdasarkan ketiga elemen tersebut, proses motivasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kebutuhan → dorongan → tujuan
|
Nampak bahwa tujuan dari tingkah laku diarahkan untuk
mencapai suatu keseimbangan.
2.4.
Teori Motivasi
Stoner mengklasifikasikan
berbagai macam teori motivasi menjadi tiga bagian, yaitu :
1)
Content Theory
Menitikberatkan pada ‘apa’ itu motivasi, menekankan
pentingnya mengerti faktor dalam diri individu yang menyebabkan mereka
bertingkah laku. Teori ini berusaha memuaskan kebutuhan dan apa yang mendorong
mereka bertindak.
2)
Process Theory
Menitikberatkan pada ‘bagaimana’ dan ‘tujuan apa’
individu dimotivasikan.
3)
Reinfocement Theory
Menekankan cara-cara tingkah laku dipelajari. Bagaimana
akibat tindakan di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa mendatang dalam
suatu siklus belajar.
2.5.
Motivasi dalam
Keperawatan
Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997),
motivasi perawat agar tetap bekerja di departemen kesehatan Inggris didasarkan
pada hasil penelitian Barret (1988), yaitu :
a.
Kepuasan dengan pekerjaan
mereka.
b.
Suasana kerja yang baik.
c.
Dukungan manajerial yang baik.
d.
Tersedianya pendidikan
berkelanjutan.
e.
Pengembangan profesionalisme
Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997), menyebutkan bahwa McDowell (1989) dalam penelitiannya
menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu :
a.
Kepuasan kerja
b.
Pengembangan profesional.
c.
Kondisi kerja yang baik.
d.
Tingkat penggajian.
Namun, Hinshaw,
dkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat menemukan faktor-faktor
pendukung motivasi perawat, yaitu :
a.
Pengurangan staf.
b.
Status profesional.
c.
Kesenangan pada posisi yang dimiliki.
d.
Kemampuan memberikan aspek yang
berkualitas.
e.
Kekohesifitasan kelompok.
f.
Pengenalan terhadap keunikan
perawat.
g.
Kesempatan pertumbuhan
profesional.
h.
Pengendalian praktik
keperawatan.
2.6.
Cara Memotivasi Pasien
Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara
untuk memberikan sebuah motivasi maupun semangat kepada seseorang terhadap
setiap permasalahan yang sedang terjadi. Begitu pula saat seorang pasien yang
sedang di rawat inap di sebuah Rumah Sakit (RS), maka dibutuhkan
sugesti-sugesti yang dapat memotivasi pasien untuk segera sembuh dari setiap
penyakit yang sedang ia derita.
Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh
setiap pasien dalam mempercepat proses penyembuhan. Motivasi yang diberikan
oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh
pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali seha.
Namun motivasi dengan sugesti positif harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut:
1)
Menggunakan
kata-kata positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif (kasar).
2)
Berikan pujian
ketika pasien mampu melakukan kemajuan
3)
Ungkapan yang
bersifat metafora
4)
Ungkapan jelas,
detail, dan sederhana agar mudah dimengerti
5)
Lakukan
pengulangan
Sugesti positif hanya bisa keluar dari seseorang yang
memiliki pikiran dan hati yang positif, sehingga Andri Hakim menyarankan bahwa setiap perawat diperlukan sikap
professional untuk dapat bekerja dengan hati dalam memberikan pelayanannya
kepada pasien.
Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka
setiap perawat, dokter, maupun ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai
kalimat-kalimat yang dapat menurunkan mental pasien. Adapun berbagai bentuk
sugesti negatif yang perlu dihindari antara lain :
1)
Keprihatinan yang berlebih
kepada pasien
2)
Harapan yang berlebih kepada pasien
3)
Mengkritik Pasien
4)
Menakutkan Pasien
5)
Berdebat dengan pasien
6)
Menyalahkan Pasien
7)
Menunjukkan keheranan kepada pasien
8)
Menilai secara moralistik
9)
Memberi contoh dirinya sendiri
10)
Memalukan pasien
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Motivasi
adalah proses yang sangat penting mengenai tingkah laku seseorang dalam bekerja
atau dalam melakukan suatu tugas tertentu.
Jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian,
kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel,
promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang
kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja.
Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat
dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs),
dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Motivasi
yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat
dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh
dan kembali sehat, maka dalam pelaksanaanya harus dengan cara-cara yang tepat.
3.2
Saran
·
Pentingnya penerapan motivasi
terhadap pasien sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang
motivasi.
·
Aplikasi dari berbagai
teori motivasi diharapkan terus dipelajari mahasiswa keperawatan.
·
Dengan memahami
cara-cara memotivasi pasien, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pelayanan
keperawatan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arep, I., dan Hendri T., 2004, manajemen Motivas. Jakarta: Grasindo
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.wrigleydentalcwri.com/orbit_us/professional-area/resources/motivating-patients/index.htm, 05/11/2011, 13.15 WIB.
http://www.wisdomhypnotherapy.com/mempercepat-penyembuhan-pasien-dengan-sugesti-positif, 05/11/2011, 13.35 WIB.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=4903172,
05/11/2011, 14.10 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar