Rabu, 07 Agustus 2013

MAKALAH CARA - CARA MEMOTIVASI PASIEN

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Daya atau kekuatan yang ada dalam diri manusia, yang mendorong atau menggerakan untuk bertingkah laku tertentu yang diarahkan pada suatu tujuan. Daya tersebut memiliki intentitas yang sesuai dengan yang ingin dicapai, jika sudah terarah pada tujuan, maka tingkah laku itu tetap dipertahankan secara gigih agar tujuan dapat tercapai.

1.2         Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang cara-cara memotivasi seseorang (pasien).
1.2.2       Tujuan Khusus
a.    Mengetahui pengertian motivasi
b.    Mengetahui jenis-jenis motivator
c.    Memahami tentang motivasi dalam keperawatan
d.    

1.3        Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I      PENDAHULUAN
I.1   Latar Belakang
I.2   Tujuan Penulisan
I.3   Sistematika Penulisan
BAB II    PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Motivasi
2.2    Jenis Motivator
2.3    Motivasi dalam Keperawatan
2.4     
BAB III   PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran                                                                                      
DAFTAR PUSTAKA
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Motivasi
Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau bereaksi.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Menurut Nancy Stevenson (2001), “Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respons.”
Menurut Sarwono, S.W. (2000), “Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.
Kata “motivasi” menyatakan tingkah laku yang dengan giat diarahkan untuk mencapai tujuan.
“Motivasi” berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti to move. Istilah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu pengertian yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu :
1)      Energizing, yaitu pemberi daya pada tingkah laku manusia.
2)      Directing, yaitu pemberi arah pada tingkah laku manusia.
3)      Sustaining, yaitu bagaimana tingkah laku itu dipertahankan.

2.2.      Jenis Motivator
 Manusia sifatnya unik sehingga untuk memotivasi satu dengan yang lain tidak harus sama. Melalui pemahaman tentang hierarki kebutuhan Maslow, kita dapat mengetahui jenis-jenis motivator. Individu memiliki hierarki kebutuhan yang menentukan tindakannya. Sekali kebutuhan paling dasar dipuaskan, individu akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan berikutnya.
Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997), jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja.

2.3.      Proses Motivasi
Pada umumnya tingkah laku diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan individu. Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Menurut Luthans (1973), penjelasan dari ketiga elemen tersebut yaitu:
a.    Kebutuhan (needs)
Kebutuhan merupakan sesuatu karena adanya kekurangan. Dalam pengertian kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis maupun psikologis.
b.    Dorongan (drives)
Suatu dorongan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu kekurangan disertai pengerahan. Dorongan berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan.
c.    Tujuan (goals)
Tujuan adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi, pencapaian suatu tujuan, cenderung akan memulihkan keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.

Berdasarkan ketiga elemen tersebut, proses motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Kebutuhan    dorongan   tujuan
Nampak bahwa tujuan dari tingkah laku diarahkan untuk mencapai suatu keseimbangan.

2.4.      Teori Motivasi
Stoner mengklasifikasikan berbagai macam teori motivasi menjadi tiga bagian, yaitu :
1)   Content Theory
Menitikberatkan pada ‘apa’ itu motivasi, menekankan pentingnya mengerti faktor dalam diri individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku. Teori ini berusaha memuaskan kebutuhan dan apa yang mendorong mereka bertindak.
2)   Process Theory
Menitikberatkan pada ‘bagaimana’ dan ‘tujuan apa’ individu dimotivasikan.
3)   Reinfocement Theory
Menekankan cara-cara tingkah laku dipelajari. Bagaimana akibat tindakan di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa mendatang dalam suatu siklus belajar.

2.5.      Motivasi dalam Keperawatan
Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997), motivasi perawat agar tetap bekerja di departemen kesehatan Inggris didasarkan pada hasil penelitian Barret (1988), yaitu :
a.       Kepuasan dengan pekerjaan mereka.
b.      Suasana kerja yang baik.
c.       Dukungan manajerial yang baik.
d.      Tersedianya pendidikan berkelanjutan.
e.       Pengembangan profesionalisme
Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997), menyebutkan bahwa McDowell (1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu :
a.       Kepuasan kerja
b.      Pengembangan profesional.
c.       Kondisi kerja yang baik.
d.      Tingkat penggajian.
Namun, Hinshaw, dkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat, yaitu :
a.       Pengurangan staf.
b.      Status profesional.
c.       Kesenangan pada posisi yang dimiliki.
d.      Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas.
e.       Kekohesifitasan kelompok.
f.       Pengenalan terhadap keunikan perawat.
g.      Kesempatan pertumbuhan profesional.
h.      Pengendalian praktik keperawatan.

2.6.      Cara Memotivasi Pasien
Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara untuk memberikan sebuah motivasi maupun semangat kepada seseorang terhadap setiap permasalahan yang sedang terjadi. Begitu pula saat seorang pasien yang sedang di rawat inap di sebuah Rumah Sakit (RS), maka dibutuhkan sugesti-sugesti yang dapat memotivasi pasien untuk segera sembuh dari setiap penyakit yang sedang ia derita.
Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh setiap pasien dalam mempercepat proses penyembuhan. Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali seha. Namun motivasi dengan sugesti positif harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut:
1)        Menggunakan kata-kata positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif (kasar).
2)        Berikan pujian ketika pasien mampu melakukan kemajuan
3)        Ungkapan yang bersifat metafora
4)        Ungkapan jelas, detail, dan sederhana agar mudah dimengerti
5)        Lakukan pengulangan
Sugesti positif hanya bisa keluar dari seseorang yang memiliki pikiran dan hati yang positif, sehingga Andri Hakim menyarankan bahwa setiap perawat diperlukan sikap professional untuk dapat bekerja dengan hati dalam memberikan pelayanannya kepada pasien.
Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka setiap perawat, dokter, maupun ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai kalimat-kalimat yang dapat menurunkan mental pasien. Adapun berbagai bentuk sugesti negatif yang perlu dihindari antara lain :
1)        Keprihatinan yang berlebih kepada pasien
2)        Harapan yang berlebih kepada pasien
3)        Mengkritik Pasien
4)        Menakutkan Pasien
5)        Berdebat dengan pasien
6)        Menyalahkan Pasien
7)        Menunjukkan keheranan kepada pasien
8)        Menilai secara moralistik
9)        Memberi contoh dirinya sendiri
10)    Memalukan pasien
 
BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Motivasi adalah proses yang sangat penting mengenai tingkah laku seseorang dalam bekerja atau dalam melakukan suatu tugas tertentu.
Jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja.
Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali sehat, maka dalam pelaksanaanya harus dengan cara-cara yang tepat.

3.2         Saran
·           Pentingnya penerapan motivasi terhadap pasien sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang motivasi.
·           Aplikasi dari berbagai teori motivasi diharapkan terus dipelajari mahasiswa keperawatan.
·           Dengan memahami cara-cara memotivasi pasien, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: ECG.
Arep, I., dan Hendri T., 2004, manajemen Motivas. Jakarta: Grasindo
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.wrigleydentalcwri.com/orbit_us/professional-area/resources/motivating-patients/index.htm, 05/11/2011, 13.15 WIB.
http://www.wisdomhypnotherapy.com/mempercepat-penyembuhan-pasien-dengan-sugesti-positif, 05/11/2011, 13.35 WIB.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=4903172, 05/11/2011, 14.10 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar